Beliau termasuk salah seorang wali yang di golongkan dalam tingkatan Al-Autad dan termasuk ulama besar yang hidupnya secara zuhud.
Pernah diceritakan tentang karamahnya bahwa beliau pernah mengutus pelayannya ke rumah seorang kawanya yan bernama Musa bin Ali Bajarasy untuk menagih apa yang dijanjikan dalam hatinya. Dengan heran Musa terpaksa memberikan apa yang di janjikannya walaupun masih tergerak dalam hatinya.
Diceritakan juga bahwasanya pada suatu hari salah seorang anak perempuannya yang masih kecil meminta padanya untuk menangkapkan burung yang ada di atas pohon. Beliau menyuruh pelayannya untuk segera mengambil burung yang ada di atas pohon. Anehnya burung itu dengan patuh tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya untuk terbang.
Ketika beliau sakit banyak orang yang menanyakannya bagaimana keadaannya? Jawab beliau : " Orang yang sholeh itu seneng dengan musibah ataupun penderitaan yang dihadapinya, sebagaimana orang-orang condong pada duniawi sangat seneng dengan segala macam kemewahan hidup."
Kemudian beliau mengambil air wudhu dan sholat zhohor. Setelah itu beliau berbaring miring ke kanan menghadap qiblat sambil mengucapkan zdikir kepada Allah terus menerus sampai menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Beliau wafat di tahun 829 H di makamkan di kota kelahirannya sendiri di Hadramaut.
Dipetik dari : Kemuliaan Para Wali - karangan Zulkifli Mat Isa, terbitan Perniagaan Jahabersa
Jumat, 09 Maret 2012
Habib Ahmad bin Abdurrahman Asseggaf
09.10
Achmad Fahrizal Zulfani Al Hanif
No comments
0 komentar:
Posting Komentar