"Ke Nggading berapa, Kang?" Mbah Zainal Abidin Munawwir, Krapyak, menawar becak.
"Monggo mawon. Terserah panjenengan, Mbah", tukang becak pasrah karena sudah kenal.
"Nggak bisa! Sampeyan harus kasih harga!"
"Yah... seribu, Mbah". Itu harga yang cukup lazim waktu itu, walaupun sedikit agak mahal.
"Lima ratus ya!"
Tukang becak nyengir,
"Masih kurang, Mbah..."
"Enam ratus!"
Tukang becak masih nyengir.
"Ya sudah... tujuh ratus!"
Tukang becak sungkan membantah lagi dan mempersilahkan Mbah Zainal naik.
Sampai tempat tujuan, Mbah Zainal mengulurkan selembar uang ribuan tapi menolak kembaliannya. Tukang becak bengong.
"Kalau tadi kita sepakat seribu, aku cuma dapat pahala wajib", kata Mbah Zainal, "kalau begini ini 'kan yang tiga ratus jadi shodaqohku".
Sumber:http://www.facebook.com/TerongGosong?ref=ts
Kamis, 08 Desember 2011
Kisah Mbah Zainal dan Tukang Becak
16.33
Achmad Fahrizal Zulfani Al Hanif
No comments
0 komentar:
Posting Komentar