Santri yang ikut ‘ndalem’ rata-rata kalau tidak menghibur ya menjengkelkan kyainya, Kyai Bisri Mustofa.
Tapi Tukin lain. Dia adalah seorang santri ‘ndalem’ yang sekaligus menghibur dan menjengkelkan.
Pulang dari menghadiri hajatan, Kyai Bisri meletakkan payung di depan pintu. Setelah hujan reda, beliau menyuruh Tukin untuk memasukkan payung.
“Kin, payung itu bawa masuk!”
“Inggih;” kata Tukin sambil lari ke dalam, bukannya ke luar rumah.
“Lho, payung di luar itu lho!” teriak Kyai Bisri heran.
“Inggih;” jawab Tukin masih terus menuju ke dalam rumah.
“Lho kok kamu malah kesana itu mau apa?” tanya Kiai Bisri bingung.
“Mau cari obeng;” jawab Tukin kalem.
“Obeng untuk apa?” tanya Kiai Bisri semakin bingung.
“Untuk nyopot pintu ini, ‘Yai. Payungnya kan lebar, kalau pintu nggak dicopot, nggak bisa masuk.”
“MasyaAllah, Tukin, Tukin;” teriak Kiai Bisri sambil tertawa, “mengapa nggak telingamu saja yang dicopot?!?”
Ganti Tukin yang bingung.
Kamis, 21 Juli 2011
Simbah Kakung (Kyai Mustofa Bisri)
17.55
Achmad Fahrizal Zulfani Al Hanif
No comments
0 komentar:
Posting Komentar